Selasa, 31 Desember 2013

Tari Angguk Kulon Progo


Tari yang berasal dari Kulon Progo ini adalah pengembangan dari Tari Dolalak yang berasal dari Kabupaten Purworejo, Provinsi Jawa Tengah. Menurut cerita , istilah Dolalak diambil dari modus (tangga nada) diatonis Barat, Do Re Mi Fa Sol La Si. Melihat urutan tangga nada tersebut, maka nada Do dan La merupakan asal mula Tari Dolalak. Nggak jelas siapa pihak yang membawa, mengkreasikan, dan kemudian mempopulerkan Tari Dolalak hingga akhirnya bisa berbentuk Tari Angguk dan diakui sebagai salah satu kebudayaan Kabupaten Kulon Progo.

Tari Angguk masuk ke Kulon Progo sekitar tahun 1950. Awalnya, tarian ini dimainkan sebagai tarian pergaulan para remaja dan biasa digelar setelah musim panen tiba sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan. Ketika masuk ke Kulon Progo, tarian ini dimainkan oleh kaum laki-laki. Tapi sekitar tahun 1970, terjadi pergeseran sehingga dimainkan oleh kaum perempuan dengan dirintisnya beberapa kelompok kesenian Tari Angguk putri.

Kata anggguk ini diambil dari gerakan para penari yang menangguk-anggukan kepalanya. Gerakan Tari Angguk pada awalnya terinspirasi dari gerakan baris-berbaris serdadu Belanda. Maka nggak mengherankan jika kostum yang dipakai oleh para penari ini juga mirip dengan seragam serdadu Belanda.



Jenis Tari Angguk ada dua macam Sob, ada jenis Tari Ambyakan dan Pasangan. Jenis Tari Ambyakan dimainkan oleh banyak orang, biasanya dimainkan lebih dari 20 orang. Kalau Tari Pasangan dimainkan secara berpasang-pasangan (genap).Tari Angguk banyak menyisipkan ajaran moral dalam pementasannya, misalnya berbentuk pantun, petuah tentang kehidupan, dan pendidikan yang dilantunkan oleh para vokalis.

Pada setiap penampilannya, Tari Angguk mengambil cerita dari Serat Ambiyo dengan kisah Umarmoyo-Umarmadi dan Wong Agung Jayengrono. Tari Angguk biasanya dimainkan dengan durasi waktu sekitar 3-7 jam. Jumlah penari selalu genap, berkisar antara 10-20 orang penari beserta pengrawit (pengiring). Tapi dalam situasi tertentu, tarian ini bisa juga dikemas dalam paket singkat dengan durasi waktu sekitar 15-30 menit saja.

Penari Angguk mengenakan kostum yang mirip dengan serdadu Belanda. Kostum ini dilengkapi dengan gombyok berwarna emas, sampang, sampur, topi pet warna hitam, kaos kaki warna merah atau kuning, dan kacamata hitam.

Nah, sebelum mereka tampil biasanya ada upacara pemberian sesaji ditempat yang akan digunakan untuk pentas. Biasanya kalau idah kayak gini suasana mistisnya bakal krasa gitu. Pas tengah-tengah ritual biasanya bakal ada yang kesurupan jin, dan minta yang aneh-aneh gitu. Ada yang makan bunga lah, ada yang minum air kembang tujuh rupa lah. Namanya juga lagi kesurupan.

KEISTIMEWAAN

Tari Angguk mempunyai keistimewaan karena memadukan unsur Islam, Barat (Belanda), dan Timur (Yogyakarta). Unsur Islam dalam Tari Angguk terlihat ketika lagu Shalawat Nabi selalu menjadi pembuka pertunjukan. Selain itu, penggunaan peralatan musik berupa bedug dan rebana semakin mengukuhkan bahwa kesenian ini memang sedikit dapat pengaruh dari agama Islam.

Unsur Barat jelas terlihat pada gerakan para penari yang meniru gerakan baris-berbaris yang dilakukan oleh para serdadu militer pada zaman Belanda. Selain gerakan, kostum yang dipakai oleh para penari juga mirip dengan seragam militer serdadu Belanda. Bedanya para penari pakai celana pendek bukan celana panjang.

Unsur Timur sangat terlihat dalam Tari Angguk yang lebih menitikberatkan pada keluwesan gerakan. Tingkat keluwesan gerakan inilah yang menjadi ciri khas budaya Timur, khususnya Jogjakarta. Ditambah lagi, tarian ini membawakan cerita Umarmoyo-Umarmadi dan Wong Agung Jayengrono yang tertulis dalam Serat Ambiyo. Di sinilah kebudayaan dari beberapa kutub yang berbeda yang bisa berpadu. Sisi militer yang lebih kaku namun serempak dipadukan dengan tarian yang sangat luwes dan paduan peralatan.

LOKASI

Lokasi kelompok kesenian tradisional Tari Angguk tersebar di beberapa kecamatan di Kabupaten Kulon Progo, mulai dari Kecamatan Temon, Samigaluh, sampai Kokap.

Salah satu kelompok kesenian tradisional Tari Angguk di Kulon Progo yang sudah cukup terkenal di tingkat nasional adalah Kelompok Kesenian Tradisional Angguk Putri Sri Lestari. Kelompok kesenian pimpinan Bp. R. Joko Mulyanto ini beralamat di Dusun Pripih, Desa Hargomulyo, Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulon Progo,Jogjakarta.

AKSES

Kesenian Tari Angguk biasa dimainkan dalam festival kebudayaan, khususnya yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kabupaten Kulon Progo. Tapi kalau kamu nggak sabar nunggu jadwal festival kebudayaan, kamu bisa datang langsung ke Dusun Pripih, Desa Hargomulyo, Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulon Progo, Jogjakarta.

Daerah ini bisa diakses dengan kendaraan pribadi, baik roda dua (2) maupun empat (4). Kamu juga bisa naik angkutan umum dengan naik bus jurusan Jogja-Wates, turun di Terminal Wates, lalu naik angkutan umum (mobil angkutan ini kecil berwarna kuning yang masyarakat biasa menyebutnya colt atau colt tuyul) jurusan Kecamatan Kokap. Atau langsung aja hubungi pengurus Kelompok Kesenian Tradisional Tari Angguk Putri Sri Lestari.

Dan Angguk SRIPANGLARAS yang berdiri pada 1 Januari 2001 yang diketuai oleh Bpk Surajiyo.Yang beranggotakan para seniman daerah setempat. Base Camp di rumah Bapak Surajiyo yang beralamat di dusun Pripih, Desa Hargomulyo, Kecamaatan Kokap, Kabupaten Kulon Progo. Kesenian ini selain bernapas campursari, namun dikolaborasikan dengan seni tradisional Angguk Putri. Dapat dikemas sesuai keadaan dan permintaan penanggap.

HARGA TIKET

Nggak pakai bayar Sob, aliasa gratis.Kecuali kalau pementasaanya diadain di gedung pertunjukkan.

AKOMODASI DAN FASILITAS LAINNYA

Selain di festival, kamu juga bisa meminta para penarinya untuk menari tari angguk ini (tanggap). Nah, waktunya bisa menyesuaikan keinginanmu.

Sumber 1 : http://jogja.kotamini.com/stream/kulon-progo/tari-angguk/
Sumber 2 : http://angguksripanglaras.blogspot.com/

0 komentar:

Posting Komentar