Senin, 21 Oktober 2013

Semangat Susah Senang Ditanggung Bersama Dapat Meredam Konflik Suami Isteri

Bayangkan bagaimana berantakannya sebuah keluarga jika seorang isteri murung dirundung masalah, namun sang suami bersikap masa bodoh. Barangkali suasana rukun dan tenteram sulit tercipta, justru amarah, kejengkelan, serta kepongahan yang melingkupi keluarga. Akan tetapi jika keduanya saling peduli, perhatian dan tanggung jawab bersama, maka setumpuk masalah yang menghadang di depan perlahan dapat diurai. Ibarat salah satu anggota keluarga ada yang sakit, maka anggota keluarga yang lain akan merasa sakit pula. Sebaliknya, kebahagiaan atau kenikmatan yang diterimasalah satu anggota keluarganya, maka akan menjadi kebahagiaan semua isi keluarga. Begitulah seharusnya sepasang suami isteri menyikapi.

Seorang suami yang baik akan segera tanggap manakala raut muka isterinya muram, gelisah, sedih, dan lain dari biasanya. Ia akan menghampirinya. Tak ada salahnya juga memberikan kecupan sayang untuk sekedar menenangkan hatinya yang lagi tidak karuan. Alangkah romantisnya jika sang suami bisa melontarkan kata kata indah ke telinga isterinya. Misalnya: "Isteriku, ada masalah apakah sehingga engkau tampak sedih dan muram. Mari isteriku, ceritakan agar aku dapat mendengar keluh kesahmu, barangkali aku bisa membantu mengurai permasalahanmu. Masalahmu adalah masalah kita dan perlu kita bicarakan bersama agar solusi dapat kita temukan. Bagaimanapun juga aku tidak mungkin membiarkanmu dalam kebimbangan dan kesedihan yang panjang."

Memang belum tentu kalimat dari sang suami seperti di atas bisa menyelesaikan keruwetan problem yang dihadapi, namun setidaknya menjadi penyejuk hati yang tengah kalut. Secara psikologis bisa menenangkan hatinya bahwa dia tidaklah sendiri tetapi ada yang menemani. Apalagi sentuhan sentuhan ringan turut larut di dalamnya.

Demikian pula tatkala suami sedang pusing didera sejumlah masalah. Seorang isteri pun bisa melakukan hal yang sama. Jangan menambah suntuk jika suami sedang banyak masalah dengan ucapan ucapan yang tak mengenakkan. Sebaliknya ia harus bergegas menyambut kedatangan suaminya dengan senyum yang ramah.

Kemudian melayani apa yang dibutuhkan suaminya, bagaimanapun keadaan suami, tanpa harus menginterogasi mengapa bersikap lain dari biasanya. Saat itulah waktu bagi isteri bertanya dan caranya harus dengan menyenangkan. Jika sang isteri mampu melakukan hal tersebut, itu akan meringankan beban suaminya. Sang suami akan merasakan bahwa di dalam rumahnya terdapat sebuah permata berharga bahkan lebih berharga dari seluruh permata yang ada di dunia.

Demikianlah kerjasama yang seyogyanya terjalin di antara pasangan suami isteri. Rasa sepenanggungan, baik tatkala bahagia maupun sedih, dapat mereka pikul sama sama. Itulah cara hidup berkeluarga. Isteri dinamakan belahan jiwa, artinya ketika salah satu di antaranya mendapatkan masalah yang sifatnya berasal dari luar (eksternal), maka salah satunya berupaya untuk meredam dan mendinginkan. Dengan demikian, luapan persoalan yang bersemayam dalam hati berangsur sirna karena ada yang setia mendampingi.
 
SUMBER

0 komentar:

Posting Komentar