Semangat Susah Senang Ditanggung Bersama Dapat Meredam Konflik Suami Isteri
02.13
Bayangkan bagaimana berantakannya sebuah keluarga jika seorang
isteri murung dirundung masalah, namun sang suami bersikap masa bodoh.
Barangkali suasana rukun dan tenteram sulit tercipta, justru amarah,
kejengkelan, serta kepongahan yang melingkupi keluarga. Akan tetapi jika
keduanya saling peduli, perhatian dan tanggung jawab bersama, maka
setumpuk masalah yang menghadang di depan perlahan dapat diurai. Ibarat
salah satu anggota keluarga ada yang sakit, maka anggota keluarga yang
lain akan merasa sakit pula. Sebaliknya, kebahagiaan atau kenikmatan
yang diterimasalah satu anggota keluarganya, maka akan menjadi
kebahagiaan semua isi keluarga. Begitulah seharusnya sepasang suami
isteri menyikapi.
Seorang suami yang baik akan segera tanggap
manakala raut muka isterinya muram, gelisah, sedih, dan lain dari
biasanya. Ia akan menghampirinya. Tak ada salahnya juga memberikan
kecupan sayang untuk sekedar menenangkan hatinya yang lagi tidak karuan.
Alangkah romantisnya jika sang suami bisa melontarkan kata kata indah
ke telinga isterinya. Misalnya: "Isteriku, ada masalah apakah sehingga
engkau tampak sedih dan muram. Mari isteriku, ceritakan agar aku dapat
mendengar keluh kesahmu, barangkali aku bisa membantu mengurai
permasalahanmu. Masalahmu adalah masalah kita dan perlu kita bicarakan
bersama agar solusi dapat kita temukan. Bagaimanapun juga aku tidak
mungkin membiarkanmu dalam kebimbangan dan kesedihan yang panjang."
Memang belum tentu kalimat dari sang suami seperti di atas bisa
menyelesaikan keruwetan problem yang dihadapi, namun setidaknya menjadi
penyejuk hati yang tengah kalut. Secara psikologis bisa menenangkan
hatinya bahwa dia tidaklah sendiri tetapi ada yang menemani. Apalagi
sentuhan sentuhan ringan turut larut di dalamnya.
Demikian pula
tatkala suami sedang pusing didera sejumlah masalah. Seorang isteri pun
bisa melakukan hal yang sama. Jangan menambah suntuk jika suami sedang
banyak masalah dengan ucapan ucapan yang tak mengenakkan. Sebaliknya ia
harus bergegas menyambut kedatangan suaminya dengan senyum yang ramah.
Kemudian melayani apa yang dibutuhkan suaminya, bagaimanapun keadaan
suami, tanpa harus menginterogasi mengapa bersikap lain dari biasanya.
Saat itulah waktu bagi isteri bertanya dan caranya harus dengan
menyenangkan. Jika sang isteri mampu melakukan hal tersebut, itu akan
meringankan beban suaminya. Sang suami akan merasakan bahwa di dalam
rumahnya terdapat sebuah permata berharga bahkan lebih berharga dari
seluruh permata yang ada di dunia.
Demikianlah kerjasama yang
seyogyanya terjalin di antara pasangan suami isteri. Rasa
sepenanggungan, baik tatkala bahagia maupun sedih, dapat mereka pikul
sama sama. Itulah cara hidup berkeluarga. Isteri dinamakan belahan jiwa,
artinya ketika salah satu di antaranya mendapatkan masalah yang
sifatnya berasal dari luar (eksternal), maka salah satunya berupaya
untuk meredam dan mendinginkan. Dengan demikian, luapan persoalan yang
bersemayam dalam hati berangsur sirna karena ada yang setia mendampingi.
0 komentar:
Posting Komentar