Istri-istri itu akan selalu merasa kurang jika menerima pemberian
dari suami, meskipun sang suami sudah bersusah payah untuk mendapatkan
demi istri dan anak-anaknya.
Rasulullah bersabda :“Allah Maha
Besar berkah-Nya lagi Maha tinggi tidakakan mau melihat seorang yang
tidak bersyukur kepada suaminya, padahal ia tetap memerlukannya” (HR
Nasa’i)
Yang dimaksud dengan istri yang tidak mau mengakui
segala yang diberikan suami kepadanya walau sebesar apapun. Segala yang
diterima dari suaminya dianggap remeh. Dan tidak pernah mau menyatakan
ucapan-ucapan yang menunjukkan rasa terimakasih kepada suami. Yang
selalu dilontarkan bahwa dirinya selalu berkekurangan dan suaminya tidak
pernah mau mencukupi apa yang menjadi keinginannya.
Terbiasa Manja
Sikap
istri semacam ini barangkali karena adanya perlakuan dari orang tuanya
pada masa lalu yang selalu memanjakan dengan kemewahan dan kecukupan.
Keadaan tersebut selalu membayanginya sampai ia berumah tangga. Pada
saat harus berdiri sendiri dan lepas dari orang tuanya, ternyata ia
mendapatkan seorang suami yang tidak dapat mencukupi
kebutuhan-kebutuhannya dan memanjakannya. Apalagi jika perkawinannya
tidak disetujui oleh orang tuanya, maka segala fasilitas yang didapat
sebeleum pernikahan tidak lagi diperolehnya.
Jerih Payah Suami Selalu Sia-sia
Ketika
suami tidak mampu memberikan apa yang diinginkannya, istri menganggap
segala pemberian suami tidak ada artinya walaupun suami telah berjuang
untuk dapat memberikan yang terbaiuk.Misalnya contoh-contoh berikut
dapat memudahkan menggambarkan perbedaan fasilitas ketika masih berada
dibawah naungan orang tua dan setelah berdiri sendiri dengan suaminya :
-
Selama dengan orang tuanya biasa hidup mewah, sering berekreasi
dengan mobil pribadi yang nyaman. Tapi setelah berumah tangga hanya
bisa menggunakan angkutan umum. Walau suami sudah berupaya agar dia
dapat berwisata, ia sering membanding-bandingkan keadaan sekarang
dengankeadaan semasa dengan orang tuanya yang memang tidak berarti sama
sekali.
- Segala peralatan rumah tangga seperti kompor
gas, mesin cuci, oven dan lainnya tersedia semasa dengan orang tuanya.
Tapi ketika ia sudah berkeluarga sendiri semua itu tidak didapatkan,
yang ada hanya kompor minyak tanah dengan suasana kesederhanaan. Hal ini
membuat dirinya sering ia banding-bandingkan dengan keadaan semasa
bersama orang tuanya yang sudah tentu tidak berarti pa sama sekali bagi
dirinya.
- Karena persaingan antara saudara-saudara yang
telah berkeluarga dan kecukupan, ia sering menyampaikan perkataan yang
meremehkan suami di hadapan saudara-saudaranya, misalnya “Suami saya
tidak pernah dapat memberikan barang-barang yang berharga ata dapat saya
banggakan”. Pernyataan semacam ini menunjukkkan pengingkaran terhadap
jerih payah suami yang berusaha membahagiakan kehidupan rumah tangga
sesuai dengan tingkat kemampuan.
Perbedaan level
Selain
itu, faktor pendorong istri meremehkan suami barangkali karena
pendidikan istri lebih tinggi dan pendapatan yang jauh lebih besar dari
pada suami. Hal-hal semacam inilah yang membuat dirinya memandang remeh
kalau diberi uang belanja dari suaminya yang hanya berjumlah lebih
rendah dari penghasilannya. Jerih payah suaminya kurang dipandang hanya
dengan sebelah mata, bahkan mungkin diacuhkan sama sekali.
Istri tipe pengingkar kebaikan ini akan menimbulkan kerugian-kerugian dalam rumah tangga suaminya seperti :
-
Timbul ketegangan hubungan antara suami-istri, karena suami
kesal dan jengkel atas sikap yang meremehkan segala upaya dirinya untuk
kesejahteraan keluarga.
- Akibat ketegangan semacam ini
anak-anak pun ikut merasakan suasana tidak harmonis dan tentram dirumah
sehingga kemungkinan mereka lebih senang mengikuti pola hidup liar
diluar rumah.
- Istri dibayangi rasa oleh stres dan
mengalami gangguan mental karena sering melihat suami menunjukkan
kejengkelan dan kemarahan yang mungkin tidak dipahami sebab-sebabnya.
Suasana seperti ini dirasakan oleh istri sebagai suatu permusuhan yang
mengganggu ketenangan dirinya.
- Suami mungkin akan
berpaling kepada wanita lain yang dapat memberikan keteduhan dan
ketenangan disamping memberikan penghargaan dan pujian sehngga harga
dirinya menjadi terangkat. Hal semacam ini bisa merenggangkan hubungan
dan jika berkelanjutan, suami dapat terjerat pada wanita lain dan
menjauhi istri dan keluarganya.
Solusi
Mengetahui
dampak-dampak seperti ini istri yang merasa dirinya sering mengingkari
kebaikan suaminya seharusnya berupaya untuk menghilangkan perilaku
tersebut dengan cara-cara :
- Mendekati orang-orang yang
dapat memberi nasehat dan bimbingan agama agar ia dapat memahami
tuntunan agama mengenai perilaku istri yang baik.
-
Memperhatikan dan mengamati kehidupan keluarga-keluarga yang senasib
lebih baik atau beruntung dari pada dirinya dan berdialog dengan para
istri mereka, sehingga mendapatkan pelajaran dan pengalaman dari para
istri yang hidup dalam kekurangan tetapi menghargai dan memuji jerih
payah suami.
- Berkonsultasi dengan para ahli agar
mendapatkan jalan bagaimana menghargai upaya-upaya suami yang selama ini
selalu diremehkan.
Sebaliknya bagi suami yang mempunyai istri
tipe pengingkar ini dapaet melakukan berbagai upaya untuk menghadapi dan
menyadarkannya agar perilakunya yang tidak terpuji dapat dihilangkan.
Suami memberi peringatan kepada istri bahwa perilaku semacam ini bisa
menyebabkan kelak masuk neraka seperti apa yang telah disabdakan
Rasulullah SAW :
“Aku pernah melihat neraka. Tiba-tiba
kebanyakan penghuninya adalah kaum wanita, yaitu karena mereka tidak
tahu berterimakasih kepada suami. Andaikan engkau (suami) berbuat baik
kepada seseorang di antara mereka setahun, kemudian ia melihat cela
padamu, ia akan mengatakan :’ Saya tak pernah sama sekali melihat
kebaikan dati dirinya..”(HR Bukhari)
Suami juga mengingatkan
bahwa perbuatan tersebut sangat menyakitkan hatinya, merusak prestasi
dan kredibilitas kerja. Sikapnya membuat anak-anak juga bisa tidak
menghormati ayahnya yang berakibat gangguan mental dan menimbulkan beban
stres.
Oleh karena itu, istri dianjurkan agar senantiasa
menerima kenyataan dan menyadari realita agar hidupnya penuh dengan
ketenangan dan ketentraman, sehingga suami dan anak-anak dapat merasakan
adanya keharmonisan dalam rumah tangga.
Istri juga dinasehati
agar mau berlatih menghargai kebaikan suami dengan melihat nasib orang
yang lebih bawah dan tidak melihat orang-orang yang diatasnya. Dengan
usaha- usaha ini, insya Allah ia kelak menjadi sadar bahwa ternyata ia
masih lebih beruntung dari pada orang-orang lain yang hidup dalam
kekurangan dan kemiskinan.
Dengan kesungguhannya mau melihat
perbandingan antara dirinya dengan orang-orang yang lebih bawah,
kemungkinan besar hatinya akan tersentuh untuk mengakui dan mensyukuri
jerih payah suaminya dalam memberikan banyak kebaikan kepada dirinya.
SUMBER
Kamis, 02 Mei 2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar