Aku sadar aku yang salah telah menyakiti dirimu dan hatimu,aku minta maaf atas semua kesalahanku padamu selama 12 tahun kita bersama karena aku tak pernah membantumu mengurus anak dan pekerjaan rumah tangga,dan aku berjanji aku akan memperbaikinya demi kamu istriku.
Namun meskipun aku suami-mu ini bersalah padamu,satu hal yang ingin kutanyakan padamu "Pantaskah seorang istri bersandar kepada lelaki lain yang juga sudah beranak istri,hanya karena si suami diam,acuh,tak pernah membantu mengurus anak dan pekerjaan rumah tangga serta memperhatikan si istri?"
Kuakui aku memang lelaki bodoh serta selalu salah yang tak peka dan penuh dosa
Sedangkan kau adalah wanita pandai yang selalu benar dan tanpa dosa
Dulu sebelum aku menikahimu kau bercerita padaku bahwa kau sudah punya anak ketika pertama kali bertemu,akupun rela dan ikhlas menerima kau apa adanya,rela dan ikhlas menerima segala kekuranganmu,rela dan ikhlas menerima anakmu sebagai anakku juga meski bukan anak kandungku sendiri
Sedari pertama kali kita berjumpa sudah kukatakan berulang kali padamu,bahwa aku bukanlah lelaki yang mapan secara ekonomi,tapi kau yakinkan diriku dengan kelembutanmu
pahamilah istriku...
Aku diam bukan karena aku acuh aku diam bukan karena aku tak memperhatikanmu
Aku diam bukan karena aku tak cinta dan tak sayang lagi padamu
Aku diam karena aku menjaga perasaanmu Aku diam karena aku tak mau kau sakit hati karena ucapanku
Tapi kau anggap aku diam karena aku acuh,tak memperhatikanmu,tak cinta dan tak sayang lagi padamu,itu semua SALAH BESAR.
Aku memilih diam karena aku melihat gelagat dan perubahanmu sikapmu ketika dirimu terus terusan tak henti bermain HP,padahal sebelumnya jarang kulihat kau selalu memainkan HP-mu,bahkan menjelang tidurmu kau pun masih sibuk memainkan HP-mu.
Dan ternyata benar dugaanku,kau memilih bersandar dengan lelaki lain yang sudah berkeluarga yang tak lain adalah mantan kekasihmu dulu.Hanya karena alasan aku mendiamkanmu
Suami mana yang tak sakit hati,cemburu dan tak bisa menahan emosi karena telah terpendam cukup lama ketika melihat dan membaca sendiri tulisan chat Whatsapp Istri memberikan kata perhatian dan kata lain yang kurasa tak pantas untuk diberikan kepada lelaki lain yang sudah beranak istri selain kepada suaminya sendiri,bahkan suaminya sendiri pun dianggap sudah tak berguna lagi,tak di hargai pengorbanannya dan dianggap tidak ada
Segala bentuk pengorbananku untukmu dan untuk anak2 kita kau anggap sampah.
aku rela berangkat pagi pulang pagi,tidur di emperan toko,hujan kehujanan,panas kepanasan,dingin kedinginan,di salahkan oleh pelanggan dan lain sebagainya bahkan kupertaruhkan nyawaku ketika aku kerja di jalanan sebagai driver online
aku rela berangkat pagi pulang sore,berangkat sore pulang tengah malam ketika aku kerja sebagai tenaga cleaning service
kau jual perhiasanmu untuk membayar uang gedung anakmu dan jumlahnya masih belum cukup dan akhirnya aku pun mencukupi jumlahnya.
kuberikan seberapapun rezeki yang kudapatkan padamu,meski aku sendiri hanya membawa sedikit rezeki yang selebihnya telah kuberikan padamu bahkan kadang aku tak sedikitpun membawa rezeki hasil jerih payahku sendiri.
semua itu semata - mata adalah bentuk tanggung jawabku sebagai suami kepada dirimu wahai istriku
Tapi apa balasan yang kau berikan padaku suami-mu ini?....
Kau tak menghormatiku sebagai seorang suami
Kau tak mensyukuri semua pengorbanan dan jerih payah suami-mu
Terkadang kau mengeluh dengan nafkah yang di berikan suami-mu ini
Kau sebut suami-mu ini sudah tak berguna lagi bahkan yang lebih parah lagi,kau memilih bersandar kepada lelaki lain yang sudah beranak istri dan tak lain adalah mantan kekasihmu dulu,daripada kau bersandar kepada suami-mu sendiri.
Kau anggap apa aku suami-mu ini? hingga kau tega berbuat semaumu mempermainkan rasa cinta dan sayang yang tulus dari hati seorang lelaki/suami.kau buat hati suami-mu ini terasa sakit dan perih
Tak merasa berdosakah dirimu kepada anak dan istri lelaki sandaran keduamu setelah aku suami-mu ini?
Aku bisa bersabar atas perlakuanmu padaku,aku juga bisa memahami perasaanmu,tetapi bukan berarti aku dan hatiku bisa kau perlakukan dengan semena - mena dan sesuka hatimu.
Aku juga manusia biasa seperti mu yang punya hati dan perasaan yang bisa hancur jika merasa disakiti dan di khianati.
Ingatlah hukum karma,hukum tabur tuai serta hukum Allah Itu nyata.
Akupun tahu dan paham bahwa dosa yang di perbuat anak dan istri selama di dunia adalah tanggungan si suami/si ayah
Wahai istriku sadarlah se-sadarnya dari hatimu,sebelum semuanya terlambat
Ya Allah Ya Rabb,hamba mohon petunjuk dan kuasaMu,siapakah diantara kami yang bersalah dan berdosa,sebelum semuanya terlambat
Berilah di antara kami teguranMu,PetunjukMu dan HidayahMu agar kami sadar se-sadarnya dari hati kami jika ada di antara kami yang bersalah dan berdosa
Amiin Allahuma Amiin...