Rabu, 05 Desember 2012

Karanggayam Caturtunggal Depok Sleman Part 4

Lanjut Lagi Tulisan Saya Tentang Dusun Karanggayam Caturtunggal Depok Sleman.


Organisasi  Di Dusun Karanggayam Caturtunggal Depok Sleman

1.IKADAYA 1,2,3
2.IKADAYA 17 [ Ikatan Pemuda Karanggayam ]
3.PERDIKA [ Ikatan Pemudi Karanggayam ]


Sedikit Tentang IKADAYA 17


katan Pemuda Karanggayam ”17 Agustus” atau disingkat IKADAYA ”17 Agustus” merupakan suatu organisasi kepemudaan yang berada di wilayah RW 01 Padukuhan Karanggayam. Keberadaan IKADAYA “17 Agustus” ini terbentuk karena situasi dan kondisi yang menuntut adanya suatu wadah atau organisasi kepemudaan yang mampu menampung berbagai bentuk kegiatan kepemudaan.


Pergantian Pengurus 2012


Khususnya kalangan remaja di Dusun Karanggayam yang dinamis, baik dalam bentuk penuangan ide maupun idealismenya.Keberadaan organisasi IKADAYA ‘ 17 Agustus” tidak bisa lepas dari organisasi kepemudaan lain yang telah ada lebih dahulu seperti IKADAYA I dan IKADAYA II dan tentunya telah lebih dahulu berkiprah di Dusun Karanggayam, sehingga keberadaan organisasi IKADAYA “ 17 Agustus “ merupakan organisasi kepemudaan di Dukuh Karanggayam yang ke-3.


Oleh sebab itu organisasi ini bisa disebut juga IKADAYA III. Organisasi IKADAYA “ 17 Agustus “. Resmi berdiri pada hari Senin Legi tanggal 17 Agustus 1987 M / 21 Dzulhijjah 1407 H, diprakarsai bersama antara Bp. Suhardi selaku pembina pemuda di Dukuh Karanggayam dengan beberapa generasi muda diantaranya: Lego Triyono, Wahyudi, Yuni Handriyanto, Tupardi dan didukung oleh Kepala Dusun Karanggayam yang pada waktu itu di jabat oleh Bp. Sumadi EP. Acara pembentukan organisasi IKADAYA “ 17 Agustus “ berlangsung dengan cukup sederhana, bertempat dirumah Kepala Dusun Karanggayam dan dihadiri 44 orang, yang di dalamnya termasuk para pemrakarsa atau deklarator serta Bp. Sumadi EP selaku Kepala Dusun dan tuan rumah.






Pergantian Pengurus 2012


 Pembentukan organisasi IKADAYA “ 17 Agustus “ bertepatan dengan hari peringatan Kemerdekaan RI tersebut bukan tanpa sebab, namun sudah direncanakan sedemikian rupa oleh para pemrakarsa untuk memilih waktu pembentukan atau peresmian bertepatan dengan hari peringatan kemerdekaan RI itu agar jiwa atau semangat Proklamasi Kemerdekaan RI dapat memberikan motivasi atau dorongan kepada para pemuda di Dusun Karanggayam yang menjadi anggota organisasi IKADAYA “ 17 Agustus “ dalam kiprah membangun serta memajukan organisasi pada khususnya dan Dusun Karanggayam pada umumnya.


Sehingga pada acara pembentukan organisasi tersebut para pemrakarsa didukung oleh yang hadir pada waktu itu memilih tanggal 17 Agustus sebagai nama organisasinya, dan secara lengkap nama organisasi tersebut Ikatan Pemuda Karanggayam ( IKADAYA ) “ 17 Agustus “.


Pergantian Pengurus 2012




Tokoh Yang Saya Ketahui Pernah Berada Karanggayam Caturtunggal Depok Sleman

1.Prof. Dr. Bambang Sudibyo, MBA








Prof. Dr. Bambang Sudibyo, MBA adalah seorang politikus, ekonom, dan akademisi Indonesia.

Anggota dari Fraksi Partai Amanat Nasional ini adalah Menteri Keuangan pada Kabinet Persatuan Nasional dan Menteri Pendidikan pada Kabinet Indonesia Bersatu.

Mengajar di UGM :

  • Sl Akuntansi (Asistensi Akuntansi Biaya 1975-1977, Akuntansi Biaya 1978-1979, 1996, Analisis Laporan Keuangan 1978-1979, Auditing 1980, Teori Akuntansi 1985-1994, 2002-2003, Serninar Akuntansi 1994-1999,2001, dan Etika Bisnis 2001-2002.
  • MSi Akuntansi (Metodologi Penelitian 1985-1999,2001-2003)
  • MSi Manajemen (Metodologi Penelitian 1992-1993)
  • Magister Manajemen (Sistem Pengendalian Manajemen 1998-1999, Lingkungan Bisnis 1994-1999,2001, Kepribadian Manajerial 1994-1999, dan Etika Bisnis 2001-2003).
  • S3 Akuntansi (Riset Akuntansi Manajemen 1997-1999, Filsafat Ilmu 1998-1999, 2002, Independent Study 1998-1999, dan Riset Akuntansi Keperilakuan 1997-1998)


    Guru Besar Universitas Gadjah Mada yang juga mantan Menteri Keuangan RI seorang akademisi yang memiliki sentuhan dengan politik dan bisnis. Oleh karena itu ketika ia mengajar flavournya juga terasa lain. Menurutnya, ekonomi Indonesia rusak seperti sekarang ini, lebih banyak oleh karena settingnya yang rusak,bukan oleh karena pranata ekonomi yang rusak. Sekarang ini, kata mantan Ketua Umum ISEI ini, ekonomi Indonesia dibungkus oleh tiga lapis risiko yakni risiko sosial, risiko polkam dan risiko global.


    Sebagai seorang ekonom, Bambang memiliki kepedulian terhadap permasalahan dunia politik dengan terus memantau perkembangan politik di Indonesia. Meskipun Dosen Teladan II tahun 1989 ini memiliki sentuhan dan pemikiran politik dan pernah ikut mendirikan partai politik (Partai
    Amanat Nasional), namun ia mengakui bahwa dirinya bukan seorang praktisi politik.

    Ia menjaga betul keterlibatannya dalam dunia politik, hanya sebatas sumbangsih pemikiran saja. Karena ia melihat adanya keterkaitan yang erat antara politik dan ekonomi. Sedangkan hukum dianggapnya sebagai produk dari proses politik. Semetara ekonomi diwadahi oleh kerangka
    kebersamaan politik. "Jika kerangkanya saja sudah tidak benar maka kegiatan ekonominya juga tidak benar," kata mantan Ketua Dewan Ekonomi (November 1998-April 1999), ini dalam percakapannya dengan Atur Lorielcide Paniroy dan Ysak Sahat Wartawan Tokoh Indonesia DotCom.

    Sejak ada peraturan pemerintah tentang status PNS dalam partai poltik, penerima penghargaan pengabdian kepada negara 20 tahun, pada tahun 1999, ini memutuskan untuk meninggalkan politik praktis. Kalau dibilang iseorang politisi, ia pikir bukan, tapi ia adalah yang peduli terhadap
    politik.

    Bambang Sudibyo lahir di Temanggung, Jawa Tengah, 8 Oktober 1952. Ia adalah anak guru agama yang juga berprofesi sebagai petani tembakau dan padi di Temanggung. Bambang adalah anak kelima dari 11 bersaudara. Masa kecil bersama keluarga sampai beranjak remaja ia jalani di desa sekitar
    Temanggung.

    Ia menempuh pendidikan dasar di kotanya, Temanggung. Setelah lulus SD kemudian masuk ke SMP Negeri 2 Temanggung dan melanjut ke SMA Negeri 1 Temanggung. Setiap pagi menuju sekolah ia mengayuh sepeda dari desa ke Temanggung.

    Hingga Pada tahun 1972, saat ia berumur 18 tahun, akhirnya Bambang muda merantau ke kota Yogya mencari ilmu yang lebih tinggi. Ia diterima di jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada. Orangtuanya habis-habisan mendukungnya dalam dana, padahal di keluarganya masih ada
    6 adiknya, Tetapi dengan cita-cita yang tinggi semua itu ia jalani dengan semangat yang kuat. Syukurlah semua kesepuluh saudaranya dapat bersekolah semua hingga perguruan tinggi. Bambang berhasil menuntaskan kuliah S1 sebagai sarjana ekonomi dari UGM tahun 1977.

    Ayahnya seorang guru yang memiliki idealisme yang tinggi luar biasa. Untuk ukuran pada waktu itu, ayahnya dikenal sebagai orang yang visioner, sebab tidak mungkin untuk seorang guru yang hanya memiliki beberapa hektar tanah berani menyekolahkan anaknya ke Yogya dan Semarang.

    Ayahnya seorang yang mau melihat anaknya maju. Ketika ia dan saudara-saudaranya bersekolah, bisa dikatakan hampir seluruh penghasilan yang ada dalam keluarga, seluruhnya diberikan kepada anak-anaknya dan semua digunakan untuk menyiapkan mereka untuk hidup kemudian hari,
    terutama dalam mencapai ilmu pengetahuan. "Jadi begitu amat besar hutang kami kepada orangtua." kenangnya.

    Selesai dari bangku kuliah, ia mendapt tawaran untuk menjadi dosen di UGM. Sejak tahun 1978, Bambang pun mulai mengajar di almamaternya. Padahal waktu itu, sesungguhnya ia ingin sekali bekerja di Bank Indonesia dan bisa saja ia bekerja di BI, Depkeu, atau di bank-bank dan
    di bisnis besar. Karena tidak sulit bagi seorang sarjana akuntansi dalam memperoleh pekerjaan di Bank Indonesia, yang kesarjanaannya masih sangat langka. Hingga ada yang namanya tunjangan kelangkaan khusus untuklulusan akuntansi.

    Tetapi ia memilih menjadi dosen di UGM. Ayahnya sangat menginginkan ia menjadi dosen di UGM. Ia memilih jalan hidup ini oleh karena sikap hormat kepada ayah dan ibunya dan sebagai rasa ucapan terimakasih kepada orang tuanya yang telah membimbing dan dengan habis-habisan memberikan
    yang terbaik untuknya. Karena bagi ayahnya berprofesi sebagai dosen atau guru memiliki makna yang tinggi.

    Pengajar Riset Akuntansi Manajemen pada program Pascasarjana UGM 1997-1999 ini, selalu mengingat ayahnya seorang yang sederhana, tetapi dikenal sebagai tokoh intelektual, bukan seperti orang kebiasaan.Berbeda dari masyarakat sekitar yang pada umumnya seorang petani. Beliau
    dapat memiliki visi-visi yang maju ke depan yang tidak kalah dengan visi masyarakat perkotaan pada waktu itu, untuk ukuran waktu itu ayahnya adalah seorang yang berwawasan sangat luas dan berpikiran maju dan menjadi jalan lebar bagi Bammbang untuk maju.

    Walaupun dari segi materi tidak memberikan banyak, tetapi dari sisi visi dan wawasan untuk seorang guru di desa bisa dibilang maju meninggalkan rekan-rekannya. Ayahnya itu sangat menghargai terhadap intelektualisme.Contohnya ia melihat pendidikan adalah masa depan untuk anak-anaknya,
    pendidikan adalah cara menerobos untuk maju, anak-anaknya tidak pernah disiapkan untuk menjadi petani, dan menjadi manusia yang hanya berpikir setting lokal saja tetapi yang ia lihat adalah manusia yang global.Beliau melihat anak-anaknya harus menjadi manusia yang intelektual.

    Ia bisa menangkap perasaan ayahnya itu sehingga memutuskan untuk menjadi seorang pengajar. Idealisme ayahnya benar-benar tertanam dalam dirinya, walaupun demikian Bambang berkembang menjadi dirinya sendiri. Pengaruh orangtua sangat besar terutama sang ibu yang memberikan teladan kesabaran.

    Bimbingan dari orangtua adalah unsur pertama dalam pembentukan pandangan hidupnya, kendati perkembangan selanjutnya kebanyakan oleh karena upaya-upayanya sendiri, seperti membaca buku bergaul dan sebagainya tetapi yang pertama adalah. Pandangan hidupnya sangat juga dipengaruhi
    oleh agama. Ia percaya menjadi seorang muslim adalah selalu ingat bahwa hidupnya itu adalah sebuah pengabdian kepada Tuhan Yang Mahakuasa. Jadi apapun yang dilakukan adalah sebuah pengabdian kepada-Nya. Pengabdian itu bermakna luas sekali, bekerja untuk-Nya, berkeluarga untuk-Nya,
    menjabat ini, menjabat itu, belajar itu semua adalah pengabdian kepada-Nya.

    Memang, hobi utama Bambang sejak dulu adalah membaca. Tema-tema bacaannya tidak hanya terbatas pada bacaan ekonomi saja, melainkan juga bacaan-bacaan agama, buku-buku filsafat, sosial, dan budaya. Selain membaca ia juga senang menanam bunga, ia seorang penggemar bunga. Kalau pulang ke Yogya, kegiatan yang rutin dilakukannya adalah merawat dan menanam koleksi bunga di rumah. Sementara olahraga yang dilakukan hanya jalan kaki ringan, baik ketika di Jakarta maupun ketika di Yogya. Hampir setiap minggu ia berada di Jakarta selama 3 hari, sedangkan di Yogya 4 hari.

    Pada tahun 1979 ia menikah dengan Retno Sunarminingsih yang berasal dari keluarga guru. Setelah menikah, isterinya menjadi dosen farmasi di UGM. Istrinya kemudian membuktikan bahwa dirinya menjadi dosen bukan karena KKN dengan suaminya. Terbukti, karir akademik sang istri pun istimewa. Ia kini menjabat sebagai salah seorang Wakil Rektor bidang Penelitian di UGM dengan menyandang gelar profesor doktor.

    Pernikahannya menghadirkan dua anak yang berbakat dan cerdas. Anaknya yang paling besar, Dananta Adi Nugraha, kuliah di fakultas ekonomi jurusan akuntansi. Padahal ketika dulu ingin sekali menjadi insinyur, namun ketika berada di kelas tiga SMA, waktu itu Bambang dilantik menjadi menteri keuangan, cita-cita anaknya berubah dari insinyur menjadi sarjana ekonomi. Anakn kedua, Harintho Budhi Wibowo, mengikuti kegemaran ibunya yaitu suka sekali dengan musik. Ia memiliki koleksi
    musik yang banyak.

    Sebagai orangtua, Bambang mengaku kurang sensitif terhadap musik. Namun ia dan isterinya memiliki kesamaan yang sama yaitu sama-sama menyukai lukisan. Menyukai tidak lantas berubah harus memiliki. Terhadap lukisan yang mahal yang tidak mampu dibelinya, ia tidak memaksakan diri untuk
    memilikinya.

    Menikah ternyata bukan halangan bagi Bambang untuk berkarir di bidang akademik. Pada tahun 1979 ia dikirim oleh negara untuk mengambil program MBA di Universitas North Carolina, AS. Desember 1980 ia berhasil menyelesaikan studinya dan kembali ke tanah air. Kesempatan studi ke
    luar negeri kembali diterimanya pada Januari 1982. Ia pun kembali meninggalkan tanah air untuk mengenyam pendidikan di Universitas Kentucky sampai tahun 1985 untuk mengambil program doktor bidang business adminitration.

    Setelah pulang ke Tanah Air, ia kembali mengajar di UGM. Pada tahun 1988 ia bergabung dalam proses pendirian MM UGM. Kemudian menjadi salah satu anggota pengurus atau anggota direksi dari program MM UGM, serta menjadi pengelola bidang program Keuangan. Pada tahun 1988 ia banyak aktif di pusat studi Pusat Pengkajian Startegi dan Kebijakan (PPSK) yang diketuai Amien Rais di Yogya. Tahun 1989 ia diangkat menjadi wakil direktur program dan pengelola akedemik. Di tahun 1993 ia dipromosikan menjadi Direktur program MM UGM, sampai tahun 1999.

    Ketika itu ia berhenti menjadi direktur MM UGM karena diangkat oleh Presiden Abdurrahman Wahid menjadi menteri keuangan dan hanya berjalan selama kurang dari satu tahun, karena pada Agustus 2000 terjadi resuffle kabinet dan ia termasuk menteri yang diganti.

    Sejak tahun 1998 menjadi komisaris BPPN X, ketika Tanri Abeng menjabat Menteri BUMN. Selain pernah menjabat sebagai Menteri Keuangan RI, sesuai dengan undang-undang, ia juga menjabat sebagai wakil ketua dewan komisaris Pertamina, serta menjadi anggota Komite Kebijakan Sektor
    Keuangan (KKSK) yang diketuai Kwik Kian Gie.

    *Pendidikan Bisinis dan Politik

    *Selain akrab dan berpengalaman dengan dunia perguruan tinggi, Bambang juga banyak teribat dalam bidang konsultasi bisnis. Karena ia percaya dua hal yang penting dalam dunia ini yaitu politik dan bisnis. Dua hal ini, menurutnya, sangat menentukan jalannya kehidupan sebuah bangsa. Karena jika sudah ada kesadaran bahwa hal itu penting, tidak mungkin hanya pasif saja atau sebagai penonton, tetapi harus terlibat di dalamnya.

    Itulah juga alasannya mengapa ia mendirikan sekolah bisnis yang sekarang
    ini hadir di Jakarta, karena tidak lepas kepeduliannya terhadap dunia
    bisnis di Indonesia dan memandang bisnis itu penting. Baginya profesi
    tersebut juga memberikan pendapatan tambahan bagi keluarga. Ia bersama
    isterinya juga aktif dalam berbagai usaha penelitian di berbagai pusat
    penelitian di Universitas Gadjah Mada.

    Ia bisa dibilang seorang akademisi yang memiliki sentuhan dengan politik dan bisnis. Oleh karena itu ketika ia mengajar flavournya juga terasa lain. "Pendidikan ekonomi di Indonesia selama ini terlalu steril dan naif, seakan-akan berjalan dalam ruang vacum, terlepas dari setting politik, sosial, dan setting global. Padahal, setting tersebut memiliki pegaruh yang besar sekali. Ekonomi Indonesia rusak seperti sekarang ini,lebih banyak oleh karena settingnya yang rusak, bukan oleh karena pranata ekonomi yang rusak," paparnya.

    Sebagai seorang ekonom, Bambang memiliki kepedulian terhadap permasalahan dunia politik dengan terus memantau perkembangan politik di Indonesia. Meskipun memiliki sentuhan dan pemikiran politik dan pernah ikut mendirikan partai politik, namun ia mengakui bahwa dirinya bukan seorang praktisi politik. Ia menjaga betul untuk terlibat dalam dunia politik, hanya sebatas sumbangsih pemikiran saja. Karena ia melihat adanya keterkaitan yang erat antara politik dan ekonomi. Sedangkan hukum
    dianggapnya sebagai produk dari proses politik. Semetara ekonomi diwadahi oleh kerangka kebersamaan politik. Jika kerangkanya saja sudah tidak benar maka kegiatan ekonominya juga tidak benar.

    Di bidang sosial dan politik, ia menjadi Anggota MPR RI Fraksi Utusan Golongan, sejak Mei 2001-2004 mewakili ISEI. Ia juga menjabat Bendahara PP Muhammadiyah 2000-2005. ia juga ikut mendirikan ICMI tahun 1990 dan menjabat Ketua Bidang Ekonomi Sumberdaya 1990-1995 dan Anggota Dewan Pakar 1995-2000 di organisasi itu. Selain itu, ia juga ikut mendirikan dan menjadi anggota Majlis Amanat Rakyat (MAR), 1998, serta ikut mendirikan Partai Amanat Nasional (PAN) tahun 1998, dan menjabat sebagai Ketua Dewan Ekonomi pada November 1998-April 1999.


Andi Mallarangeng

 

 Andi Alifian Mallarangeng (lahir di Makassar, Sulawesi Selatan, 14 Maret 1963; umur 49 tahun) adalah seorang pengamat politik Indonesia yang menjabat sebagai Menteri Pemuda dan Olah Raga pada Kabinet Indonesia Bersatu II. Ia juga pernah menjabat sebagai juru bicara kepresidenan bagi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Ia juga menjabat pemimpin redaksi situs web presiden Susilo Bambang Yudhoyono. 

 

 Kehidupan awal

 

Ayahnya, Andi Mallarangeng Sr. (1936-1972) adalah wali kota Parepare yang menjadi wali kota pada usia 32 tahun. Ayahnya meninggal dunia pada usia 36 tahun, ketika Andi junior berusia 9 tahun. Sejak itu, ibunya, Andi Asni Patoppoi dan kakeknya, Andi Patoppoi (1910-1977), Mantan Bupati Grobogan, Jawa Tengah dan juga Bupati Bone, Sulawesi Selatan yang membesarkannya. Kakeknya ini adalah salah seorang tokoh pemuda Sulawesi Selatan yang berhasil membujuk raja-raja di Sulawesi Selatan untuk mendukung dan menyerahkan kedaulatannya kepada Republik Indonesia yang diproklamasikan pada 17 Agustus 1945. Dari ayah dan kakeknya, ia belajar tentang semangat keindonesiaan yang mengatasi semangat kedaerahan, dari mereka pula ia belajar tentang nilai-nilai kedaerahan yang memperkaya nilai-nilai keindonesiaan. Dan dari ibunya belajar tentang hidup sebagai suatu perjuangan.

 

Pendidikan

 

Andi Alifian Mallarangeng meraih gelar Doctor of Philisophy di bidang ilmu politik dari Northern Illinois University (NIU) Dekalb, Illinois, Amerika Serikat pada tahun 1997. Di universitas yang sama, ia meraih gelar Master of Science di bidang sosiologi. Sedangkan gelar Drs Sosiologi diraihnya dari Fisipol Universitas Gajah Mada, Yogyakarta pada tahun 1986.

Sejak menjadi mahasiswa Fisipol UGM mengikuti jejak ayahnya, ia bercita-cita menjadi dosen. Cita-cita ini akhirnya tercapai dengan menjadi dosen di Universitas Hasanuddin (1988-1999) dan di Institut Ilmu Pemerintahan (1999-2002). Tetapi nasib berkata lain. Jatuhnya pemerintahan Orde Baru dan munculnya tuntutan reformasi, mengharuskan penataan ulang sistem politik dan sistem pemerintahan di Indonesia, yang didasarkan pada prinsip-prinsip demokrasi dan desentralisasi. 

Sebagai Doktor Ilmu Politik baru dengan disertai tentang Contextual Analysis on Indonesian Electoral Behavior, Andi diminta menjadi anggota Tim Tujuh (1998-1999) yang dipimpin oleh Prof. DR. Ryaas Rasyid, untuk merumuskan paket Undang-undang Politik yang baru sebagai landasan bagi pemilu demokratis pertama di era reformasi. Tim Tujuh ini kemudian juga merumuskan Undang-undang Pemerintahan Daerah yang baru, sebagai landasan reformasi sistem pemerintahan dengan desentralisasi dan otonomi daerah. 

 

Karir politik

 

Keterlibatannya dalam gerakan reformasi berlanjut ketika ia dipercaya sebagai anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU), wakil pemerintah, yang menyelenggarakan pemilu demokratis pertama pada tahun 1999. Dengan dibentuknya Kementerian Otonomi Daerah dalam pemerintah era reformasi, Andi mengundurkan diri dari KPU dan bergabung sebagai staf ahli Menteri Negara Otonomi Daerah (1999-2000). Kementerian itu kemudian dibubarkan walau baru berusia 10 bulan. Ia kemudian bekerja mengembangkan ide tata pemerintahan yang baik sebagai Chair of Policy Committee pada Kemitraan bagi Pembaruan Tata Pemerintahan(2000-2002).[1]. Ia sempat mendirikan Partai Persatuan Demokrasi Kebangsaan bersama Prof. DR. Ryaas Rasyid pada tahun 2002, namun keluar dua tahun kemudian, ia juga dikenal sebagai pengamat, kolumnis dan komentator politik di berbagai media.

Andi sementara ini berhenti menjadi dosen, karena sejak Oktober 2004 ia ditunjuk sebagai Juru Bicara Kepresidenan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Sejak itu pula, mantan aktivis mahasiswa di Himpunan Mahasiswa Islam dan Senat Mahasiswa ini pun berhenti sementara menjadi pengamat dan komentator politik. Baginya tugas sebagai Juru Bicara Kepresidenan ini adalah suatu kehormatan yang menuntut seluruh waktu dan perhatiannya.

 

Kontroversi

 

Pada masa kampanye Pemilihan Presiden 2009, komentar Andi Mallarangeng yang intinya ditujukan kepada Calon Presiden asal Sulawesi Selatan, Jusuf Kalla mengenai orang Sulawesi Selatan masih belum siap jadi Presiden dinilai telah mengurangi jumlah suara yang diraih oleh Susilo Bambang Yudhoyono di Propinsi Sulawesi Selatan secara signifikan.

 

Penghargaan

 

Penghargaan yang pernah diraih Andi A. Mallarangeng adalah Man of the Year, Majalah MATRA (2002), Future Leader of Asia, Majalah Asia Week (1999), Bintang Jasa Utama RI (1999), dan Percy Buchman Prize (1995).



Kehidupan pribadi

 

Ia mempunyai seorang istri yang bernama Vitri Cahyaningsih dan tiga orang anak yang bernama Gemilang Mallarangeng, Gemintang Kejora Mallarangeng dan Mentari Bunga Rantiga Mallarangeng. Adiknya, Rizal Mallarangeng dan Coel Mallarangeng, merupakan politikus Indonesia.

 Sumber Artikel

0 komentar:

Posting Komentar